Kamis, 21 Agustus 2014

Untuk Bapak Kami Tercinta, SBY

Akhir-akhir ini bapak sepertinya sedang gusar. Situasi politik yang setiap hari selalu panas, membuat bapak  gerah. Pak, sebagai salah satu anak yang mencintai bapak, saya hanya meminta agar bapak selalu sabar. Tuhan telah menjanjikan pahala terbesar bagi manusia-manusia yang sabar.

Saya mengikuti bapak lewat twiter, saya berusaha memahami bapak dari apa yang bapak tulis. Tidak sulit untuk memahami apa yang bapak maksud. Kadang tulisan bapak berisi himbauan, kadang bapak berbagi tentang prestasi Indonesia, dan yang tak ketinggalan bapak juga kadang mengeluh.

Kemarin saya membaca twit bapak bahwa banyak anak-anak yang menghujat bapak agar tidak "ngrecoki" Pak Jokowi. Bapak menjelaskan tentang bagaimana sebenarnya niat baik bapak. Bapakku tercinta,  ingatlah bahwa manusia hidup itu selalu "wang sinawang" (saling memandang). Kita berhak memandang orang lain seperti apa saja yang kita mau, begitupun sebaliknya mereka juga berhak memandang kita seperti apa yang mereka mau. Jujur saya kasihan sekali melihat bapak. Dulu bapak terlihat segar, tinggi besar dan tampan, sekarang kantung mata bapak semakin tebal, pandangan bapak semakin layu, dan pundak yang kekar itu sudah lelah memikul tanggung jawab yang besar.

Pak, bagaimanapun bapak menjelaskan niat baik bapak, akan tetap salah dimata anak-anak yang tidak menyukai bapak. Dari sekian juta anak bapak, percayalah bahwa ada anak-anak yang selalu mendoakan bapak. Doa kami adalah dukungan yang tidak pernah terlihat, dan tidak pernah terdengar di telinga bapak, karena suara-suara gaduh sudah sekian lama memekakkan pendengaran bapak.

Bapak kami tercinta, bersabarlah...

Saat senja adalah saat yang teduh, saat dimana manusia beristirahat menikmati secangkir teh hangat dan cemilan yang manis. Duduk bersantai di teras sambil memandang langit yang jingga keemasan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar