Minggu, 05 April 2015

Wisuda Dan Bunga

Bukan tentang bagaimana kita masuk, tapi bagaimana caranya keluar dengan memuaskan. Masuk memang membutuhkan perjuangan, apalagi bila celah terlalu sempit, tapi bukakah bisa melakukan berbagai cara, termasuk dengan memaksa. Untuk keluar nampaknya membutuhkan seni yang lebih tinggi, tidak lagi bisa dengan paksaan. Perlu kontrol dan proses yang baik agar dapat keluar dengan memuaskan.
Wisuda adalah klimaks dari kegiatan belajar. Ya, bila kita berproses dengan baik maka momen wisuda akan menjadi sangat memuaskan. Bagiku belajar yang terpenting adalah tepat waktu, tidak perlu menyingkatnya dengan percepatan, karena menikmati indahnya hari-hari kita juga sangat menyenangkan, meski bagi sebagian orang percepatan adalah prestasi yang membanggakan. Keluar terlalu cepat aku anggap sebagai hal yang kurang memuaskan, sementara terlalu lama juga buang-buang energi, buang-buang waktu.
Kembali pada momen wisuda, momen keluarnya mahasiswa dari kampus tercinta, dari kebahagiaan-kebahagiaan, dari kebanggaan-kebanggaan, dan dari kebebasan-kebebasan. Momen yang diwarnai dengan bunga-bunga segar, dengan senyum yang meriah dan jepretan kamera.
Pada hari wisuda bunga-bunga yang indah itu segar menawan, memancing setiap mata untuk membelinya. Dikemudian hari bunga akan semakin layu, semakin kering dan tidak ada lagi keindahan. Sama dengan perayaan wisuda, pada hari H akan terasa gemerlap, sangat membahagiakan, lalu hilang begitu saja, dan satu-satunya yang bisa kita lakukan hanyalah mengenang. Ya, mengenang satu hari yang memuaskan, melegakan, dan membahagiakan karena dapat masuk dan keluar dengan wajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar